Hasil
renungan dari pojok kamar, Wisma Alim.
Yogyakarta,
15 April 2012. 12.06 am WIB.
Jumatan
itu indah :
Sekedar ingin menguraikan hal-hal yang
tersirat dalam hati, sebuah rasa nikmat yang indah ketika berpikir dan
menjalani hari-hari yang penuh dengan makna. Terutama dalam beberapa tahun di
Jogja ini menjadikan hari-hari ku pun indah.
Yang begitu menjadi soroton dalam hari-hari
ku adalah hari jum’at. Diamana dari kecil dan dari tempat lingkungan ku berada
serasa bisa lihat secara kasat mata bahwa begitu menspesialkan hari Jum’at ini.
Dalam agama pun mengajarkan bahwa jum’at adalah rajanya dari segala hari.
Di amati dari dunia pendidikan, sejak ku SD
(sekolah dasar) sampai SMA (sekolah menengah atas) bahwa sangat mentoleri hari
yang istimewa ini, pulang sekolahpun di awalkan dari hari-hari lain. Bahkan di
sekolahpun tidak ditotalkan untuk pelajaran yang suntuk dalam ruangan saja.
Bahkan dipagi hari dijadikan sebagai jadwal Senam Pagi bersama seluruh komponen
sekolah, dari siswa, guru dan staf-staf yang menjadi bagian sekolah, yah
begitulah adanya kondisi di sekitar ku dulu di masa-masa ku beranjak remaja
dari kecil.
Bahkan dilingkungan ku yang sekarang pun
(jogja) bahwa nuansa itu tak pernah hilang, jumatan dijadikan sebuah agenda
yang rutinitas untuk membersihkan diri, sekitar dan bahkan pembersih jiwa yang
paling utama. Dan itulah yang kurasakan saat ini.
Jujur dalam keseharian ku pun untuk menjalani
hari jumat yang spesial ini tak ingin melewatkan dengan sia-sia. Dari awal
subuh hari pun ku coba agendakan hidup ku untuk bersih-bersih dari hal kecil
sampai yang besar sekalipun, dan dari hal yang bisa kulakukan pun harus ku
lakukan, misalnya menyiapkan sarapan dan segalanya mencoba mengejerkan sendiri
hal-hal yang bisa kukerjakan sendiri, yah intinya mencoba tidak memanjakan diri
dengan fasilitas yang ada, termasuk seandainya nanti ku telah kembali bersama
orang tua ku, ku menginginkan mereka duduk santai aja dan menikmati indahnya
hari itu.
Tak sekedar hal itu saja yang bisa kurasakan
indahnya dihari jum’at ini, dengan hari ini juga ku bisa melewati hari-hari ku
dengan saling bersilaturahmi dengan saudara-saudara ku yang seiman, ku senang
bertemu mereka. Karena dapat ku rasakan cerah-cerah wajah mereka merasakan
getah dari spesialnya hari ini. Dan hal ini yang paling kurasakan manfaatnya.
Melihat orang-orang yang begitu ceria karena beragama, mereka yang penuh patuh
dan taat pada sang kuasa, mereka yang bercahaya wajahnya karena merasakan
kententraman seusai merendahkan diri pada sang pencipta. Dan semua yang mereka
rasakan semoga menjadi penyemangat dan pembangkit hidupku untuk semakin taat
dan bersyukur atas segala karunia dari sang pencipta.
Yah dapat ku simpulkan ketika tiba hari jumat
serasa semua beban yang menghimpit terlepas semua …
Buletin
Jum’atan menjadi incaran :
Entah suatu hal yang buruk atau baik, setiap
berangkat jumatan yang selalu buat ku bersemangat adalah memburu buletin
jumatan yang disediakan dipelataran dan emperan-emperan mesjid yang sedikit
berserakan. Karena ku senang membacanya, tak hanya info-info dan pembahasan
masalah agama yang selalu diajarakan dalam sekolah-sekolah saja, tapi lebih
menarik karena membahasa setiap perkembangan yang terjadi pada sekitar kita
bahkan yang menjadi soroton dunia yang kemudian sedikit banyak akan dikupas
secara agama dan membuat ku sangat senang sekali.
Dalam pikiran ku juga setiap pembahasan kalau
dilandasi agama pasti mengasikan bagi ku, dan ada semangat sendiri yang
mendorong untuk tetap menikmati tulisan itu.
Hal yang paling kusenangi juga ada peringatan
yang dapat kita temui di dalam buletin jumat ada 2hal yaitu :
1.
Larangan membaca saat khatib
berkhutbah, dan
2.
Harapan selalu menyimpan baik
buletin karena mengandung tulisan Al-Qur’an yang termuat dalam buletinnya.
Sedikit bercerita tentang yang ku alami
terkait buletin ini adalah pada waktu pertama berjumpa dengan hal ini. Pada
waktu itu di lombok yang ku ingat, ku sendiri lupa sedang apa pada saat itu,
yang jelas masih teringat waktu itu saya pertama berjumpa buletin jumatan di
lombok waktu mampir mengikuti sholat jumat di lombok.
Dan kemudian setelah melanjutkan studi di
jogja hampir seluruh mesjid di jogja tersedia buletin jumatan, dan ku mulai
dari awal sedikit demi sedikit membawanya pulang, dan pas disuatu jumatan pun
ku lagi beres-beres kamar ku temukan banyka bangat buletin jumatan yang telah
terkumpul, dan kemudian pun terlintas dalam pikiran ku untuk mengkoleksinya dan
pada suatu saat nanti akan ku bendel dengan bagus.
Dan alhamdulillah ku telah menjilidkan untuk
bendel pertama buletin jumatan yang telah ku koleksi, ku sendiri dah lupa
berapa waktu ku koleksi itu, kalau gak salah dari pertengahan tahun 2006 sampai
pertengahan 2008. Masalahnya buletin yang telah terjilid itu telah ku bawa
kerumah untuk tambahan koleksi dirumah, ku juga punya cita-cita untuk buat
perpustakaan mini dirumah ku. Amin… semoga terwujud …
Angan-angan
dan cita-cita :
Nah pada sub poin ini adalah hal penting yang
ingin ku uraiakan dari adanya muncul tulisan ini. Setelah mengumpulkan beberapa
helai demi helai buletin ini rasanya ku ingin sekali menjadi penerbit dan
penulis untuk buletin-buletin jumatan yang akan segera ku konsep dan inti
kegiatan ini akan saya lakukan di daerah saya sendiri (Kecamatan Sape,
Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia).
Konsepan awal saya belajar dulu bagaimana
awal mula dan trik-trik dalam buletin ini, dari model-model desain buletin, isi
buletin dan perkembangan berita-berita dan yang terakhir adalah pengorbanan
untuk memulai hal ini.
Konsep
mengkonsep :
Konsep ? … ah ku mulai bingung bagaimana
formalitasnya, intinya ku uraikan perpoint berikut ini bagaimana yang ada dalam
ide ku ini.
1.
Dimulai diri sendiri ku tulis dan
desain sebuah buletin pertama yang kemudian ku minta penilaian orang tua dan
adik-adik ku yang seatap nantinya, kalau ada yang diberi masukan ku perbaiki
dan kemudian meminta untuk dikomentar lagi,
2.
Jika buletinnya dirasa bagus dan
mendapat persetujuan untuk di publikasikan, maka yang menjadi tujuan penempatan
awal adalah mesjid besar Al-Munawarah sape, oh ya ku lupa, untuk pendanaan awal
ini ku minta bantuan orang tua ku untuk menyumbangkan sejumlah materi untuk
memperbanyak buletin ini kalaupun untuk perintisan awal ini ku sendiri belum
berpenghasilan. Tapi semoga saja ku dah punya penghasilan sendiri tapi tetap
coba ku meminta subangan pada orang tua sebagai wujud dukungan mereka dan
membuat ku semangat nantinya.
3.
Jika ku telah sampai pada tahap
kedua diatas maka buletinnya akan coba ku diskusikan bersama teman-teman yang
telah mengamati buletin ku dan mencatat segala masukan-masukan mereka, baik
berupa model dan desain buletin, isi buletin atau pun bagaimana tanggapan
masyarakat sekitar tentang model dakhwa seperti ini. (model dakhwa ??? hmhmhm …
smoga ini jadi cara ku untuk mendakhwakan agama sang khalik … semoga di ridhoi-Nya)
4.
Jika semua lancar maka langkah
selanjutnya ku ingin mengajak semua teman-teman yang ikhlaskan diri untuk mau
membantu melanjutkan tradisi ini dan kalaupun anggota cukup banyak tidak
menutup kemungkinan akan dibentuk sebuah wadah, atau biasa disebut organisasi
atau lembaga yang intinya adalah dakwah dengan memanfaatkan media buletin
jumatan ini.
5.
Setelah memiliki wadah atau forum
yang arah pandang dan tujuan kearah sesuai yang di inginkan maka akan ku coba
untuk mengepakan sayap yaitu memperluas publikasi dan penyebaran buletin ini,
dan dengan harapan juga banyak penyumbang yang akan membantu dalam hal ini.
6.
Langkah selanjutnya adalah dengan
memusyawarahkan dengan anggota forum tidak hanya bagaimana konsepan buletin,
teknik penyebaran (yaitu penentuan arah dan tempat penyebaran), tapi juga
teknik pendapatan dana demi berlangsungnya budaya intelektual beragama seperti
ini (misalnya dengan proposal-proposal meminta dukungan dari instansi2 yang ada
di sape pada khususnya dan bima pada umunya. Karena buletin ini arah tujaunnya
adalah mencerdasakan masyarakat beriman.
7.
Jika semua lancar sampai tahap
ini, maka angan-angan ku adalah memiliki sebuah tempat sekretariat sendiri atau
bisa dibilang rumah produksi sendiri, dimana keorganisasiannya pun semakin
matang dan diterima dikalangan masyarakat.
8.
Bahkan setelah punya sekretariat
sendiri bisa disusul memliki alat percetakan sendiri … hmhmhm … amin ya Allah …
9.
Yah dan seterusnya semoga
semuanya berlanjut dan diteruskan oleh penerus pemuda-pemudi generasi sape-bima
berikutnya …
Yah itulah sedikit yang ada dalam benak saya
untuk saat ini, yang kemudian tulisan ini dapat mengingatkan ku kembali di
suatu saat nanti setelah ku berada di bima tepatnya di gubuk ku di kecamatan
sape.
Bagi teman-teman yang sempat membaca tulisan
ini mari saling mendukung demi menegakan agama dan melanjutkan dakhwa Islam
yang hakiki. Semoga Allah SWT meridhoi segala yang kita niatkan.