twitter


Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan Dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan(Dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan. (4:07 PM 1/14/2011) )

Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, men-ciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Dam DIWU Moro sendiri adalah nama salah satu dam yang terdapat di daerah penulis yaitu di pulau Sumbawa Kabupaten Bima. Dam DIWU moro sangat penting dan pengaruh pada keberlangsungan masyarakat Bima yang pada khususnya masyarakat setempat yang bertepat pada Kec. Sape. Peranan dam sendiri digunakan sebagai penampungan mata air yang keluar yang cukup besar, dan di manfaatkan untuk pengairan sawah, peternakan, dan sebagai tempat wisata.
Dam DIWU moro di operasikan oleh petugas yang selalu beroperasi memerlukakan minimal 2 orang untuk membuka tutup pintu air, dan selalu ada petugas yang selalu memantau kedalaman air lewat papan ukuran yang telah ditancap sebelumnya. Dari proses ini penulis mencoba merancang sebuah pengotrolan pintu dam agar lebih mudah dan praktis. Penulis memanfaatkan PC karena pengontrolan lebih mengarah ke perkembangan PC yang sangat pesat sekarang dan lewat alat-alat atau rangkaian tambahan.
PC digunakan sebagai basis untuk pengolahan dan pengontrolan programnya, banyak bahasa pemrograman saat ini yang sedang berkembang, namun pada kesempatan ini penulis menggunakan Visual Basic 6.0 karena lebih mudah dan di kuasai oleh penulis.
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang mudah dipelajari, dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi. Sampai sekarang bisa dikatakan bahwa Microsoft Visual Basic 6.0 masih merupakan pilihan pertama didalam membuat program aplikasi yang ada dipasar perangkat lunak nasional. Hal ini disebapkan oleh kemudahan dalam malakukan proses development dari aplikasi yang dibuat. Visual Basic juga salah satu bahasa pemrograman yang berorientasi Object (Object Oriented Programming / OOP). Pemrograman yang berorientasi obyek menawarkan konsep yang sederhana, dimana seorang programmer tidak dituntut untuk membuat aplikasi dengan membangun seluruh komponennya sendiri. Program aplikasi dapat dibuat dengan memanfaatkan obyek-obyek yang sudah ada. Itulah alasan kenapa Visual Basic 6.0 sangat banyak diminati.
Perangkat otomatis secara lebih efisien dapat digunakan sebagai solusi akan hal tersebut. Mikrokontroler merupakan perangkat yang tepat dalam teknologi aplikasi yang efektif dan efisien. Dalam hal ini dipilih ATMega 16. Alasannya mikrokontroler jenis AVR ini adalah fitur timer compare match yang terdapat di dalamnya sehingga untuk membuat pewaktuan cukup akurat tanpa memerlukan IC timer (RTC). Selain itu fitur-fitur yang lain sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun teknologi tersebut belum diaplikasikan pada tempat ini. Karena pewaktuan yang ada masih dilakukan secara manual dan tidak ditampilkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda setelah membaca posting di blog ini, jangan lupa disertai identitas anda seperlunya.